Jumat, 26 Agustus 2011

Terima Kasih Tuhan, Tidak Engkau KabulkanDoaku

Ketika berdoa dan meminta kepada Tuhan,
seringkali kita “memaksa” agar doa itu
dikabulkan. Seolah apa yang kita inginkan
itu pasti yang terbaik bagi kita.
Hingga kadang ketika doa itu tidak
dikabulkan, kita merasa Tuhan tidak adil,
Tuhan tidak sayang pada kita dan bahkan
mencaci maki. (Naudzubillah)
Tapi, cobalah sejenak renungkan. Betapa
banyak doa-doa yang dulu kita panjatkan
dan tidak dikabulkan-Nya, justru kita
syukuri saat ini.
Misalnya :
“Untung saja saya tidak jadi nikah dengan
dia, ternyata dia……”
“Kalau saja waktu itu dia membantu saya
dan memberi pinjaman, tentu
sekarang……”
“Ternyata yang katanya Investor itu cuma
penipu. Untung tidak jadi kerjasama…..”
…..dsb
Lihat, ternyata apa yang kita minta dan kita
inginkan pada saat ini dan belum
dikabulkan Tuhan, bisa jadi itu bukan yang
terbaik untuk kita.
Percayalah bahwa Tuhan pasti selalu
memberi yang terbaik bagi hamba-Nya.
Hanya saja kita yang tidak sabar dan terlalu
memaksakan kehendak dan permintaan
kita yang bisa jadi pada saat itu hanya
menurutkan hawa nafsu.
(sumber: Pencinta Sedekah)

Nikmat mana lagi yang engkau dustakan


Kenikmatan yang Allah telah berikan
kepada kita semua sungguh sangat luar
biasa, dan sesungguhnya apabila lautan
yang terhampar luas dijadikan tinta untuk
menghitung nikmat Allah tentunya tidak
akan mampu untuk menghitung
banyaknya nikmat Allah yang telah
diberikan Kepada kita semua, ketika kita
berbicara tentang pernafasan kita,
seandainya kita tidak dapat bernafas dan
memerlukan Alat bantu pernafasan atau
semacam Oxican yang harganya berkisar
Rp.21.500/Botol dan digunakan sekali
pakai setara 2,5 Menit, tentunya kalau kita
hitung sehari saja habis Rp.216.000
seandainya alat itu kita gunakan dari lahir
tentunya kalau kita kaliakan dengan berapa
banyak Umur kita sekarang mungkin kita
akan tercengngang melihat hasilnya karena
terlalu banyak sekali, dan ini / pernafasan
kita ini Allah telah memberikanya gratis
kepada kita, apakah wajar kalau Allah
meminta kita untuk bersukur kepada-Nya ?
dan tentunya sangat wajar sekali, itu baru
sekedar pernafasan yang kita bicarakan,
kita belum membicarakan Bagaimana
kenikmatan mata kita ? kenikmatan
telingga, alat peraba kita, Umur kita dan
masih banyak kenikmatan yang Allah
berikan kepada kita semua, dan itu Allah
berikan kepada kita semua dengan Gratis,
sekali lagi itu gratis dan Allah hanya
meminta kita untuk bersukur dengan cara
beribadah kepada-Nya, dan itu wajar sekali
karena kita adalah ciptaanya.
Didalam surat Ar-Rahman Allah telah
mengulanggi beberapa kali ayat yang
artinya Nikmat mana lagi yang engkau
dustakan ? Nikmat mana lagi yang engkau
dustakan ? Nikmat mana lagi yang engkau
dustakan ?
"(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah
mengajarkan Al Qur'an. Dia menciptakan
manusia, Mengajarnya pandai berbicara.
Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan
pohon-pohonan kedua-duanya tunduk
kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan
langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan). Supaya kamu jangan melampaui
batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu.
Dan Allah telah meratakan bumi untuk
makhluk (Nya). di bumi itu ada buah-
buahan dan pohon kurma yang
mempunyai kelopak mayang. Dan biji-
bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang
harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?" (Q.S.
Ar-Rahman 55:1-13)
Satu hal yang menarik dari kandungan
surat ar-Rahman adalah adanya
pengulangan satu ayat yang berbunyi
"fabiayyi alai rabbikuma tukadziban" (Maka
ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?). Kalimat ini diulang
berkali-kali dalam surat ini. Apa gerangan
makna kalimat tersebut?
Surat ar-Rahman adalah surat yang
memuat retorika yang amat tinggi dari
Allah. Setelah Allah menguraikan beberapa
ni'mat yang dianugerahkan kepada kita,
Allah bertanya: "Maka ni'mat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?".
Allah ingin menunjukkan bahwa nikmat
yang Allah berikan kepada manusia itu
tidak bisa diingakari keberadaannya oleh
manusia. Yang bisa dilakukan oleh manusia
adalah mendustakannya. Dusta berarti
menyembunyikan kebenaran. Manusia
sebenarnya tahu bahwa mereka telah
diberi nikmat oleh Allah, tapi mereka
menyembunyikan kebenaran itu; mereka
mendustakannya! dan berkhianat.
Kata pengulangan "Maka nikmat Tuhan
yang mana lagi yang kita dustakan!!",
perlulah kiranya direnungkan mendalam.
Bagi yang telah bergelimang kenikmatan,
telah penuh pundi-pundi uang, telah
berderet gelar di kartu nama, telah berjejer
mobil di garasi, ingatlah-baik akan apa
yang didustakan atau tidak semua ni'mat
yang peroleh hari ini akan ditanya oleh
Allah nanti di hari kiamat!. Dihari dimana
semua manusia dimintakan pertanggung
jawaban atas semua harta benda,
kepemimpinan dan semua titipan yang
diberikan kepada kita!.
"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada
hari itu akan nikmat yang kamu peroleh
saat ini" (Q.S At Takatsur 102: 8)
Dari perjalanan penulisan artikel diatas
tentunya sanagat wajar sekali ketika kita
umat islam menginginkan penerapan
sayariat isalam secara kaffah di dalam
sendi-sendi kehidupan yang merupakan
wujud syukur, kecintaan dan ketunduan
kita terhadap Allah Sang Pencipta kita.
Waallahu A’lam
(Achmad Effendi, Bkldk Tuban)

Kamis, 11 Agustus 2011

Cara Mengatasi Kantung Mata Yang Menghitam

            Masalah kantung mata dan warna menghitam di kelopak bawah mata memang banyak sekali dikeluhkan dan ditanyakan oleh para wanita. Kondisi ini memang merusak pemandangan dan membuat perempuan kelihatan lebih tua daripada usia sebenarnya. Area seputar mata merupakan area berupa jaringan longgar sehingga gampang bengkak, terisi cairan atau lemak, dan mempunyai kulit yang lebih sensitif dibandingkan kulit pada bagian tubuh lain. Sekarang kita kupas tuntas ya, karena ternyata masalah ini tidak sesederhana yang kita kira.

            Penyebab ‘kantung mata’ yang menghitam ada berbagai macam, antara lain proses penuaan, kerusakan akibat sinar matahari, keturunan, alergi, dan kurang tidur (tidak permanen).

            Jaringan lemak di bawah mata akan menipis dengan bertambahnya usia, sehingga rongga mata bagian bawah yang tadinya terisi lemak menjadi cekung. Pantulan cahaya pada cekungan ini menyebabkan bayangan kehitaman. Selain itu, juga terjadi kerusakan pembuluh darah mikro pada daerah bawah mata tadi  yang diakibatkan oleh proses penuaan dan pajanan sinar ultra violet jangka panjang dari matahari. Hal ini terutama cepat terjadi pada orang yang mempunyai bakat keturunan. Pembuluh darah kecil tersebut menjadi lemah dan tidak stabil, mudah pecah, sehingga kulit mengkompensasi dengan membuat banyak pembuluh darah balik baru yang berwarna kebiruan. Sudahlah kulit menipis, banyak pembuluh darah kebiruan, maka kelihatan warna menjadi makin hitam pada bawah mata. 

            Khusus untuk penderita alergi, warna kehitaman di bawah mata merupakan tanda khas alergi dan bisa muncul sejak usia anak-anak. Terjadinya karena seringnya gosokan dan garukan dilakukan pada daerah mata yang gatal. Bekas garukan ini menyebabkan warna kulit menjadi gelap sebagai mekanisme perlindungan tubuh.

            Kantung mata terbentuk karena bertambahnya usia. Kulit bagian tengah (dermis) melemah, otot kendur, jadi menggantung karena ditarik ke bawah oleh gravitasi bumi selama bertahun-tahun, sinar matahari jangka panjang membuat bengkak, pembuluh darah lemah dan sering bocor, terjadi juga penumpukan cairan karena sistem pembuangan (limfatik) tidak lagi bisa bekerja dengan baik. Maka kemudian terjadilah kantung mata. Ada juga kantung mata yang justru berisi jaringan lemak berlebihan, hingga terlihat bengkak dan menonjol.
Mengatasi kantung mata
  • Menghilangkan kantung mata tergantung penyebabnya. Hasil terbaik saat ini adalah dengan operasi blepharoplasty. Prosesnya, kulit kendur pada bawah mata dipotong persis di kelopak bawah, kulit dikurangi, cairan dikeluarkan, kemudian kulit ditarik dan dijahit kembali. Namun bila pengerjaannya tidak rapi, bekas jahitan bisa terlihat.
  • Cara lain adalah bedah dengan menggunakan sinar laser. Sinar ini digunakan untuk memotong kulit dari bagian dalam kelopak mata, kemudian cairan atau lemak disedot. Karena tidak ada jahitan dan tidak berdarah, cara ini lebih disukai. Tapi cara ini hanya berguna untuk kantung mata yang berisi penumpukan lemak. Kulit kendur tidak menjadi lebih kencang, karena hanya isinya yang disedot.
  • Kantung mata yang cekung dapat juga diobati dengan bedah transplantasi lemak. Lemak yang berlebih dari bagian tubuh sendirimisalnya perut disedot kemudian disuntikkan ke daerah kantung mata. Hasilnya tidak permanen karena perlahan-lahan lemak pindahan tadi akan diserap oleh tubuh.
  • Tindakan bedah kantung mata harus dilakukan oleh dokter ahli yang berpengalaman yaitu dokter spesialis mata, atau dokter spesialis bedah plastik, atau dokter spesialis kulit dan kelamin yang terlatih khusus untuk tindakan ini. Biayanya mahal, berkisar jutaan hingga puluhan juta rupiah tergantung fasilitas, alat dan keahlian dokter. Jangan lupa, kantung mata yang telah dioperasi bisa terbentuk lagi dalam 5-10 tahun karena usia dan gravitasi, jadi hasilnya tidak permanen.
  • Mesoterapi. Cara ini banyak ditawarkan oleh klinik kecantikan dan diiklankan dapat menghilangkan kantung mata. Caranya dengan penyuntikan obat ke dalam kulit. Perlu diketahui, obat mesoterapi yang disuntikkan adalah pelarut lemak jadi hanya berguna untuk kantung mata karena lemak. Setelah tindakan ini akan terjadi memar yang cukup hebat pada bagian bawah mata.
Mengatasi kehitaman bawah mata:
  • Harus dilihat dulu penyebabnya. Jika karena penuaan maka dapat dicoba krim kelopak mata yang mengandung zat antioksidan yang bekerja mengurangi bengkak dan membantu memperbaiki pembentukan kulit baru yang sehat. Krim atau gel kelopak mata yang direkomendasikan oleh dokter dermatologi adalah yang mengandung vitamin C, vitamin K dan turunan vitamin A (retinol). Tentu yang sudah lolos uji aman bagi mata.
  • Kalau kehitamannya karena alergi tentu lain lagi penanganannya. Sebaiknya berobat ke dokter spesialis kulit dan kelamin yang mungkin akan bekerjasama dengan dokter spesialis mata. Dokter akan memberikan obat antialergi yang diminum dan dioles. Kalau alergi sudah bisa diatasi, baru diberikan krim pencerah warna kulit bawah mata dengan bahan yang relatif aman.
  • Hasil pengobatan akan terlihat dalam waktu lama dengan pemakaian krim yang teratur, bisa berbulan-bulan hingga tahunan. Oleh sebab itu cara terbaik untuk menutupi warna hitam sambil mengobati adalah dengan mengoleskan krim penutup noda (concealer). Disarankan yang berwarna kekuningan dan paling mendekati warna kulit kita. Krim jenis ini dipunyai oleh hampir semua merek kosmetik ternama di Indonesia, sebaiknya pilih yang sudah bersertifikat halal.
Mengatasi kantung mata dan kehitaman ‘darurat’ secara alami
Cara di bawah ini dapat dipakai untuk mengobati keadaan darurat kantung mata dan kehitaman karena kurang tidur:
  • Kompres daerah mata dengan kantung teh yang lembab. Teh mengandung zat tanin yang mengurangi radang dan bengkak. Kafein yang terdapat dalam teh menghilangkan kelebihan air dari kulit sehingga bengkak berkurang.
  • Irisan mentimun dingin juga dapat dipakai untuk kompres. Enzim yang dikandung oleh mentimun mengurangi bengkak jaringan, mengempiskan kantung dan membantu mencegah terbentuknya warna kehitaman. Jangan lupa cuci bersih untuk menghilangkan getahnya karena getahnya bisa menyebabkan reaksi alergi dan iritasi.
            Semoga cukup jelas. Bila ada yang kurang dipahami silakan konsultasikan pada dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat,,, hehehe,,, (sumber: Ummi Online)

Sedekah Itu Gak Nunggu ikhlas

"Sedekah itu seikhlasnya" kalimat itu biasanya yang saya gunakan kalo diminta sumbangan. "Maksudnya seikhlasnya apa sih pak" tanya temen saya, "kalo ada uang ya ngasih kalo gak ada uang ya jangan dipaksakan", jawab saya. " sering sedekah?" tanya temen saya, " ya karena jarang punya uang ya jarang", jawab saya. " Lagian juga kalo punya uang kalo ngasihnya gak ikhlas percuma aja gak ada pahalanya", saya nambahin.

Lain waktu,
"Pak ada mobil keliling yang suka minta sumbangan tuh di depan rumah", kata anak saya, "Bilangin gak ada ", jawab saya. "Belum tentu dananya juga bener disalurkan jangan2 dipake sendiri, daripada ngasihnya gak ikhlas mendingan gak usah aja" kata hati saya.

Lain waktu lagi,
"Pak nih ada edaran dari Panitia Pembangunan Mesjid di kompleks Bapak diminta jadi donatur untuk pembangunan Mesjid", kata istri saya. "Males ah, nyumbang pake diumumin segala, itu riya namanya nanti gak ikhlas jadinya", jawab saya.

Kata "ikhlas" menjadi senjata pamungkas saya sebagai tameng untuk tidak memberi.
Percuma memberi kalo gak ikhlas, dan sialnya ikhlas itu lama banget datangnya ke diri saya sehingga bertahun tahun saya menjadi orang yang jarang memberi.

Pertemuan saya dengan komunitas TDA di Milad 3 yang menghadirkan Ustad Lihan mengubah pola pikir saya dalam bersedekah. Buku2 dan ceramah Ustad Yusuf Mansur serta tulisan Ippho Santosa banyak memberi wawasan baru mengenai nilai2 sedekah.

Untuk bersedekah sebenarnya gak usah nunggu ikhlas dulu, lakukan aja sesering mungkin. Bisa saja dalam 10 kali kita bersedekah yang 6 tidak ikhlas awalnya tapi masih lumayan ada 4 yang ikhlas. Dan kalo sering bersedekah lama2 akan jadi kebiasaan sehingga Nilai ikhlasnya sudah lebih banyak lagi yang pada akhirnya nanti bersedekah itu sudah menjadi kebiasaan sehari2.

Kalo bersedekah ada unsur riya juga lakukan aja, toh yang rugi diri kita sendiri kalo yang menerima sih masih bisa merasakan kebahagian. Lumayan masih tidak merugikan orang lain.

Semua kegiatan yang baik memang awalnya harus dipaksa dulu sambil jalan diharapkan kesadaran mulai muncul.

Coba simak;
Sholat itu harus khusyu,
memang kalo gak khusyu gak usah sholat?

Puasa itu harus bisa menjaga hawa nafsu,
memang kalo gak bisa menjaga hawa nafsu gak usah puasa?

Bukannya lebih baik;
Sholat aja dulu nanti juga lama2 bisa khusyu
Puasa aja dulu nanti juga lama2 bisa menahan hawa nafsu
Sedekah aja dulu nanti juga lama2 bisa ikhlas.....

Jadi untuk bersedekah ternyata gak usah nunggu ikhlas dulu yang penting lakukan saja jangan dipikir jangan dihitung....
..Just Action !!! (sumber: tangandiatas.com)

Keutamaan Shalat Dhuha



Shalat Dhuha sebagai tanda syukur

            Setiap salah seorang di antara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah; setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan la ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua rakaat dhuha.” (HR Muslim, hadits no. 720).

Hal di atas menjelaskan betapa Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemurah, betapa tidak;
  • Kenikmatan Allah kepada manusia sangat banyak dan begitu melimpah, sekiranya manusia diminta menghitungnya, niscaya tidak akan mampu (QS An-Nahl: 18), dan semua nikmat ini menuntut manusia untuk mensyukurinya. Jika menghitung saja tidak mampu, bagaimana menunaikan syukurnya?
  • Manusia diciptakan memiliki 360 ruas. Bersama 360 ruas ini terdapat berbagai kenikmatan yang juga tidak dapat dihitung. Setiap ruang tulang ini memiliki tugas untuk bersedekah, sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakannya dan tugas ini mesti ditunaikan manusia pada setiap harinya. Artinya, paling tidak, setiap hari manusia harus bersedekah sebanyak 360 kali atas nama 360 ruas ini. Hal ini tentunya sangat berat dan sulit. Namun, Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah, melalui Rasulullah saw, menjelaskan bahwa tugas bersedekah sebanyak 360 kali itu cukup tergantikan oleh dua raka’at shalat Dhuha. Subhanallah ar-Rahman ar-Rahim, al-Jawwad al-Karim.
 
Waktu dan jumlah raka’at
Yang dimaksud shalat Dhuha adalah shalat yang dilakukan pada waktu Dhuha. Waktu Dhuha memanjang semenjak matahari naik kira-kira dalam pandangan mata kita setinggi satu tombak. Atau kira-kita 15 menit setelah terbitnya dan berakhir pada saat mendekati posisi tengah-tengah di atas kepala kita. Atau kira-kira 5 menit sebelum masuk waktu Zhuhur.
Jika seseorang melakukan shalat Dhuha ini, dua raka’at saja, berarti ia telah menzakati tubuhnya. Sebab tersebut dalam hadits, sebagaimana telah dikutip di atas, bahwa dua rakaat ini cukup menggantikan tugas setiap ruas tulang untuk melakukan sedekah harian. Allahumma waffiqna lihadza.
Shalat Dhuha sendiri dapat dilakukan dalam pilihan 2 raka’at, 4 raka’at, 6 raka’at, 8 raka’at dan 12 raka’at. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, dari Abud-Darda’ ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang shalat Dhuha 2 raka’at, maka ia tidak tercatat sebagai orang yang lalai, dan siapa yang shalat Dhuha 4 raka’at, maka ia tercatat sebagai ‘Abid (ahli ibadah), dan siapa yang shalat Dhuha 6 raka’at, cukuplah baginya pada hari itu, dan siapa yang shalat Dhuha 8 raka’at, Allah swt mencatatnya sebagai Qanit (ahli taat), dan siapa yang shalat Dhuha 12 raka’at, Allah swt membangunkan rumah untuknya di surga, dan tidak ada hari, juga tidak ada malam kecuali ada pemberian Allah swt yang diberikannya kepada hamba-Nya sebagai sedekah untuknya, dan tidak ada pemberian Allah yang diberikan kepada seorang hamba-Nya yang lebih afdhal daripada ilham kepadanya untuk mengingat-Nya. (Hadits dha’if, diriwayatkan oleh ath-Thabarani, lihat Dha’if at-Targhib wa at-Tarhib, no. 405).
Hadits dha’if ini disebutkan di sini untuk menjelaskan bahwa jumlah raka’at Dhuha memiliki opsi-opsi jumlah raka’at demikian. Imam Nawawi berkata, “Dalam hadits ini (hadits yang menjelaskan tentang opsi jumlah raka’at shalat Dhuha) terdapat kelemahan, namun  jika digabungkan dengan hadits lain, maka ia menjadi kuat dan layak dijadikan argumentasi untuk hal ini.
 
Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin
Tersebut dalam hadits Rasulullah saw yang lain bahwa shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. Artinya, shalat yang merefleksikan sikap orang-orang yang senantiasa merujuk dan kembali kepada Allah swt dalam segala urusannya. Shalat Awwabin dilakukan saat anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir sehingga mereka bangkit.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim [748])
Dalam hadits yang lain,Tidak konsisten menjaga kontinuitas shalat Dhuha kecuali ia seorang awwab, dan shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim, lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, hadits no. 703)
            Shalat Dhuha ini adalah salah satu dari tiga wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah ra.
            Abu hurairah berkata,Kekasihku (maksudnya, Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga hal, dan aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku mati; berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat Dhuha dan melakukan shalat witir sebelum tidur.” (Hadits muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [1107, 1845], Muslim [1182])
Shalat Dhuha merupakan bagian dari “haji dan umrah” yang sempurna. Bukan haji dan umrah dalam arti pergi ke Mekah, akan tetapi, pahala haji dan umrah. Rasulullah saw bersabda, Siapa yang shalat Subuh berjama’ah, lalu duduk dzikir kepada Allah swt sehingga matahari terbit,kemudian shalat dua raka’at, maka untuknya pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, lihat Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi, hadits no. 586)
 
Rasulullah melakukan shalat Dhuha
Ummul Mukminin Aisyah ra berkata, Rasulullah saw melakukan shalat Dhuha 4 raka’at dan menambahnya sesuai dengan kehendak Allah swt. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim [1176])
Ummu Hani’ ra bercerita bahwa Rasulullah saw memasuki rumahnya pada hari fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), lalu mandi dan shalat 8 raka’at. (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhari [1105])
Dan ia menjelaskan lebih lanjut bahwa shalat Dhuha yang dilakukan Rasulullah saw termasuk shalat yang cepat. Maksudnya surat yang dibaca oleh beliau saw adalah surat-surat pendek, ruku’ sujudnya juga pendek-pendek. Hanya saja, ruku’ dan sujudnya dilakukan secara sempurna. (Shahih Bukhari, no. 1105)
 
Shalat Dhuhanya Asma’ binti Abi Bakar
Imam Nawawi menuturkan kisah Asma’ binti Abi Bakar ra, bahwasanya pada suatu hari Ubadah bin Hamzah memasuki rumahnya. Ia mendapati Asma’ sedang membaca QS At-Thur: 27-28. Selesai membaca ayat ini Asma’ ra berhenti untuk melakukan perenungan dan penghayatan terhadap kandungannya, lalu berdo’a. Membacanya lagi, merenung lagi, berdo’a lagi, membaca lagi, merenung lagi, berdo’a lagi, begitu seterusnya. Ternyata hal ini berlangsung sangat lama, sehingga Ubadah keluar dari rumah dan pergi ke pasar untuk menyelesaikan urusannya di pasar. Lalu ia balik lagi ke rumah Asma’. Ternyata ia masih dalam keadaan seperti saat ditinggalkan. (lihat At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an pembahasan tentang mengulang-ulang bacaan ayat dalam rangka melakukan tadabbur). Besar kemungkinan, hal ini dilakukan saat Asma’ ra melakukan shalat Dhuha, sebab Ubadah yang datang kepadanya, lalu pergi ke pasar dan balik lagi.
Riwayat lain mengatakan bahwa kisah ini terkait dengan Ummul Mukminin Aisyah binti Abi Bakar ra, dan bahwasanya do’a yang dibacanya berbunyi: Allahumma munna ‘alaina, waqina adzabas-samum, innaka anta al-Barru ar-Rahimu. Artinya, ya Allah, berikanlah suatu pemberian kenikmatan kepada kami, lindungi kami dari azab neraka, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Kebajikan dan Dzat Yang Maha Penyayang. (lihat Tafsir Ibn Abi Hatim, saat menafsirkan ayat 27-28 surat Ath-Thur)
Semoga Allah swt memberikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita agar bisa konsisten melakukan shalat Dhuha. Amiin. (sumber: Ummi Online)

Rabu, 10 Agustus 2011

Shalat Tahajud Bisa Menyehatkan Tubuh

Dr. Moh Shaleh-pengasuh Klinik Terapi Tahajud dan Trainer shalat Khusyuk-membagi pengalaman dan hasil penelitiannya dalam sebuah buku tentang shalat tahajud yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, yaitu Terapi shalat Tahajud: Menyembuhkan Berbagai Penyakit.

Dalam buku yang sudah terjual ribuan copy ini, berangkat dari penelitian yang ia lakukan untuk tugas disertasinya di Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, dr. Shaleh berhasil menelaah, meriset dan mengungkap sisi ilmiah pengaruh shalat tahajud terhadap kesehatan tubuh.




Menurutnya, shalat tahajud bisa menimbulkan perubahan pada diri kita, yaitu hormon kortisol tidak terlepas dari tubuh melampaui batas toleransi tubuh. Di saat stress kortisol terlepas dari tubuh melampaui batas toleransi tubuh. Kortisol sendiri adalah hormon yang berfungsi mempertahankan integritas tubuh, sifat responsif pembuluh darah dan volume cairan tubuh. Kelebihan kortisol dapat menyebabkan hipertensi melalui stimulasi renin pada sistem renin angiotensin.

Selain mengurai tentang pengaruh stress terhadap kortisol, pria kelahiran Kediri 47 tahun lalu ini juga membuktikan bahwa keikhlasan seseorang yang merupakan syarat mutlak dalam beribadah (baca; tahajud), bisa diukur secara ilmiah. “Sikap psikis dari konsep religius tentang ikhlas-tidaknya sebuah tindakan memiliki hubungan dan pengaruh yang amat kental dengan proses peningkatan kortisol tubuh. Ini semua bisa diuji dan dibuktikan secara empiris lewat mekanisme kerja penelitian laboratorium paramedis,” katanya.
Lebih jauh dia mengatakan bahwa realitas fisio-biologis dan psiko-biologis berhasil diintegrasikan dan membuktikan bahwa: Pertama, terdapat perbedaan respons ketahanan tubuh imunologik kelompok pengamal shalat tahajud antara Post I-Pre dan Post 2-Pre. Kedua, shalat tahajud yang dilakukan secara tepat, khusyuk, ikhlas dan kontinu dapat menurunkan sekresi hormon kortisol. Ketiga, shalat tahajud yang dilakukan secara tepat, khusyuk, ikhlas dan kontinu dapat meningkatkan perubahan respons ketahanan tubuh imunologik. Keempat, kortisol yang oleh Carlson, penulis buku Psyscology of Behavior, dan ahli lain digunakan sebagai tolak ukur stres dan homeostasis tubuh, dalam penelitian ini kortisol juga dapat dipakai sebagai indikator ikhlas. (h: 186-187)
Berangkat dari hal di atas, tak salah bila Ust Abu Sangkan, trainer dan penulis buku Pelatihan shalat Khusyuk mengatakan bahwa dr. Moh. Shaleh adalah salah satu tokoh yang sudah lama ditunggu oleh dunia Islam. dengan ketekunannya menelaah hikmah shalat tahajud dari ilmu kedokteran, ia telah melaksanakan apa yang diinginkan Al-Qur’an, yaitu bacalah (iqra), lalu simaklah (wa-sma’u), lalu pikirkanlah (afala tatafakkarun), lalu perhatikanlah (afala tubshirun) lalu teliti/risetlah (afala tandhurun), dan ungkapkanlah (afala tatadabbarun). “Langkah-langkah demiikianlah yang dilakukan oleh dr. Moh Shaleh dengan melakukan penelitian ilmiah terhadap shalat tahajud,” kata Abu Sangkan kepada SC.
  
Selain itu, Abu Sangkan juga menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh dr. Shaleh dalam bukunya tersebut, merupakan awal dari bangkitnya peradaban Islam yang telah lama terbenam oleh peradaban Eropa.
Akhirnya, buku yang telah dicetak sebanyak empat belas kali ini merupakan buah karya yang turut menyumbang khazanah keilmuan kedokteran dewasa ini. Lebih jauh, buku yang terbagi menjadi 3 sub pembahasan (Anatomi Sistem Kekebalan Tubuh Imunologik; Psikoneuroimonologi shalat Tahajud; dan Pengaruh shalat Tahajud terhadap Peningkatan Respons Ketahanan Tubuh) ini juga berhasil menjawab secara ilmiah-empirik kebenaran Hadist yang diriwayatkan HR turmudzi, yaitu: “shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindarkan diri dari penyakit.”(news time)