Selasa, 19 Juni 2012

Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem Telkomsel Flash

Denger denger juga Telkomsel Flash merupakan provider GSM yang paling cepat, tapi itu koneksi yang cepat juga tergantung dari lokasinya, jadi jika modem Telkomsel Flash sobat lelet ane punya solusinya bagaimana Cara Mempercepat Koneksi Modem Telkomsel Flash.
Telkomsel Flash

Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem Telkomsel Flash

Sudah nih masuk ke ini tanpa basa basi lagi berikut ini adalah Cara Mempercepat Koneksi Modem Telkomsel Flash.

1. Klik Kanan pada My Computer > Properties

2. Kemudian Klik Hardware > Klik Device Manager

3. Klik Modem > Klik Kanan pada Modem > Advanced [tergantung jenis modem]

4. Masukan Extra Setiing Di bawah ini :

Extra Command Setting Mempercepat Koneksi Modem Telkomsel Flash :
  • Mempercepat Koneksi Telkomsel Flash Time Based : at+cgdcont=1,”IP”,”flash”
  • Mempercepat Koneksi Telkomsel Volume / Flash Unlimited : at+cgdcont=1,”IP”,”internet”
  • Mempercepat Koneksi Telkomsel Volume / Flash Unlimited : at+cgdcont=1,”IP”,”telkomsel”

[catatan : pilih salah satu yang teman-teman pake menurut modelnya]

Cara Mempercepat Koneksi Internet Semua Operator GSM ( Telkomsel Flash, M2/Indonsat, Axis, Three (3)) sebagai berikut :
  • Merubah setting modem anda menjadi WCDMA Only atau 3G only, Penggunaan opsi 3G Preferred atau WCDMA Preferred akan memaksa modem berganti ganti tipe koneksi. Hal inilah yang membuat koneksi sering putus. [catatan : semua jenis kartu]
  • APN silih ganti, Untuk paket Telkomsel FLash Unlimited disediakan 2 APN : telkomsel dan internet. Usahakan ganti APN anda apabila dirasakan koneksi sedang down
  • Disarankan untuk mengganti browser dengan Mozilla FireFoxVersi Terbaru.
  • Install FireTune. Gunakan opsi sesuai dengan kondisi komputer dan koneksi internet yang ada. Bisa di download disini.
sumber

Kamis, 07 Juni 2012

sebab akibat

-Jika kita MARAH, selama 5 menit saja, maka imunitas sistem tubuh kita akan depressi 6 jam.

-Jika kita menyimpan kepahitan atau dendam, maka imunitas tubuh kita mati,disitulah bermula awal segala penyakit, STRESS, Kolesterol tinggi, pemicu Darah Tinggi, Jantung, rheumatik, arthritis, Stroke (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah).
Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.

-Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

-Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).

-Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

-Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.

-Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna)

-Jika kita mudah EMOSI dan cendrung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

-Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

-Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

-Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang).

-Jika kita sering BERSEDIH dan merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).

Mari kita selalu BERSYUKUR atas segala perkara yang telah terjadi, karena dengan bersyukur, maka "hati" ini menjadi BERGEMBIRA dan menimbulkan ENERGI POSITIF dalam tubuh untuk mengusir segala penyakit-penyakit tersebut diatas.(HATI Yg GEMBIRA adalah OBAT).

Sumber: Buku "The Healing and Spencer."

MAKAN KEMANA KITA HARI INI?

MAKAN KEMANA KITA HARI INI?

Pertanyaan di atas cukup sering kita dengar.Makan ke mana nih kita? Wisata kuliner, coba-coba makanan baru, terasa asyiknya. Begitu pun di akhir pekan, banyak dari kita, sibuk untuk memilih resto yang baru, keren, dengan menu andalan yang super enak.

Makan gitu lho, siapa yang tidak suka?



Hari itu Tika ingin mencoba restoran baru yang dia tahu dari sahabatnya. Bersama keluarganya, suami dan kedua anaknya yang lucu-lucu, Tika menuju ke restoran yang menawarkan makanan asal Padang yang super lezat itu. Di depan restoran, mata Tika tertuju pada seorang anak kecil yang dekil. Segera, dengan refleks… Tika menarik tangan kedua anaknya, Shinta dan Shanti yang kembar dan berusia hampir 7 tahun untuk segera menyingkir pergi dari Si Anak Pengemis itu. Tetapi, suara rintihannya yang memelas menarik perhatiannya.

“ Kasihan, Bu… Sudah tiga hari belum makan!” Namun dia akhirnya memilih untuk tak mempedulikannya, lalu melenggang masuk ke restoran.

Tika masuk ke restoran, duduk di meja sudut yang berbatasan dengan jendela kaca. Dari situ, ia masih memandang keluar, ke arah pengemis itu. Anak-anaknya sibuk main game dan iPad. Mereka tak lagi memperhatikan kondisi sekitar. Sementara suaminya juga disibukkan dengan

Blackberry-nya. Bahkan dari dua hari yang lalu, dia sudah mempersiapkan restoran ini. Dia sudah bilang ke suaminya, “ Papa ada rencana mau makan ke mana

weekend ini, Pa? Kalau tidak, ke resto yang temen mama rekomendasiin, ya!”



Dipandanginya Anak Pengemis itu.

Ia tengah mengais-ngais tempat sampah di depan restoran tersebut. Tak lagi ia mencoba bertanya kepada para pengunjung dan minta dikasihani mereka. Sepertinya, dia sudah sangat kelaparan. Mungkin, dia belum kebagian jatah makan siangnya. Konon kabarnya, beberapa pengemis pun diorganisir untuk kemudian uang hasil mengemis itu dikumpulkan kepada seorang bos. Ah, entahlah. Tika tak mau ambil pusing dengan hal itu. Yang jelas hari ini, dia kehilangan selera makannya. Padahal mereka sudah pesan lengkap kap kap semuanya. Rendang, daun ubi, sambal hijau, ayam pop… Whoaaaa, semua sudah sempurna. Sudah terhidang di meja. Tinggal sikat saja…



Diambilnya nasi yang ada di piringnya. Nasi yang belum sempat dimakannya sama sekali. Diambilnya pula sepotong paha ayam dan rendang. Lalu diberikannya kepada pelayan restoran.

“ Tolong yang ini dibungkus, ya Pak!”



Setelah dibungkus, diberikan lagi kepada Tika oleh Si Pelayan. Bergegas dia keluar, menghampiri Si Anak Pengemis yang tengah makan roti yang sebagian besar sudah berwarna kehitaman. Yang jelas, bukan diolesi selai

blueberry. Tapi karena roti itu sudah berjamur…Sedih sekali hatinya melihat hal itu. Dia merasa tidak enak hati karena sudah berlaku agak kasar tadi. Untung, segera ia tersadarkan… Lalu, berbalik membungkuskan nasi untuk Si Anak.

Binar matanya dan ucapan terima kasih Si Anak, takkan pernah dia lupa… Beginikah indahnya berbagi?

***



Di malam hari, sesaat sesudah semua anggota keluarganya tertidur lelap… Dia menyempatkan diri melakukan kilas balik atas kejadian hari itu. Di saat orang sibuk bertanya (termasuk dirinya), hari ini mau makan apa? Atau hari ini makan ke mana? Begitu banyak orang di luar sana yang bergumul dengan pertanyaan: “ Hari ini, apa kita masih bisa makan, ya?”



Ah, betapa rasa syukur itu begitu langka! Sering Tika membuang makanan tanpa memikirkan mereka yang berkekurangan. Sering di pesta-pesta, Tika melihat begitu banyak orang pesan berlimpah-limpah lalu bersisa banyak. Mungkin demi gengsi, biar terlihat berkecukupan? Entahlah… Sebagai tamu di pesta, Tika menikmatinya. Tetapi, setelah kejadian siang tadi, ia merasa tertampar juga…



Air matanya bergulir di pipi.

“Tuhan, ajari aku mau berbagi. Juga tidak lagi menyia-nyiakan makanan. Mumpung masih cukup muda dan masih bisa makan enak, bukan jaminan kalau selamanya bisa makan enak. Masih banyak yang tidak tahu hari ini bisa makan atau tidak. Maafkan aku, Tuhan,” bisik lirih dari bibirnya…

Hari itu dia berencana mengunjungi panti asuhan balita dan anak-anak saat Shanti dan Shinta ulang tahun, satu bulan ke depan. Akan dibawanya nasi kotak dan kue-kue untuk mereka. Juga, akan disumbangkannya nasi kotak bagi mereka yang berkekurangan, seperti Si Pengemis kecil itu tadi. Tika tidak tahu apa yang ia lakukan ini akan berguna untuk jangka panjang atau tidak. Karena hanya itulah yang bisa ia lakukan saat ini. Sambil suatu hari ini, jika ia memiliki dana lebih dan partner yang sejalan/satu visi, ingin dididiknya anak-anak jalanan itu untuk mandiri dan memiliki ketrampilan untuk bertahan hidup dari mencari uang yang halal.



Segala sesuatu bisa terjadi di depan mata kita, tetapi akankah kita jeli dan mau melakukan sesuatu demi kebaikan?

Hari itu, Tika berkata, “ Ya,” untuk perubahan sikap dalam dirinya. Ia mengikuti gerakan hatinya untuk berbagi…Bahkan membawanya dalam doa malamnya yang berwujud gerakan berbagi yang lebih besar sesuai dengan kesanggupan dan kemampuannya saat itu. Dan dia berdoa, agar niat di dalam hatinya direstui oleh Yang Kuasa.



Lalu, bagaimana dengan kita?

Semoga di lubuk hati sanubari kita, kita temukan jawabannya…


sumber : setitikembuninspirasi

kisah seorang biksu kecil

Seorang biksu kecil yang baru ditahbis, diminta untuk mengambil air, Ia diminta untuk mengambil air di dekat sumur vihara.

Ia pun pergi ke sumur dan mencoba untuk menimba sumur, yang didapatkannya adalah ember kosong tanpa ada airnya. semakin ditimba semakin sia² usaha mendapatkan air.

Semakin marah kesel dan jengkel, sumur itu tetap tidak memberikan air. Ia tidak percaya, dan mengintip ke dalam sumur. Sumur itu sangat dalam dan terlihat gelap ke dasar, hampir dipastikan tidak dapat terlihat apa yang ada di dalam sumur.

Semakin berusaha, semakin emosi, dan kesel, semakin kesal yang ada malah keringat membasahi tubuh.

Tiba² Gurunya datang, lalu biksu kecil itu komplain sama gurunya.
"Mengapa Guru tidak berkata bila sumur ini kosong, mengapa saya harus menimbanya?"

Sang Guru Balik bertanya: "Berapa kali kamu menimba?"

Biksu kecil menjawab: "Sudah banyak kali, dan sudah emosi jiwa".

Guru: "Bila sudah tahu kosong, mengapa harus menimba? mengapa harus emosi dan mengapa menutup indra kesadaranmu?"

"PLAK"

Kepala biksu kecil itu dipukul dengan tongkat.

"Lihat ke samping sumur itu, disana ada kran air dari pompa sumur, tinggal dibuka krannya airpun mengalir, Aku suruh kamu mengambil air di dekat sumur, bukan menimba sumur!"

Seketika wajah biksu kecil itu merah padam…

Buang² energi dan emosi…
Hanya karena tidak ada usaha untuk membuka "Kesadaran"

Akhirnya Ia pun mendapat "PENCERAHAN".

Bagaimana dengan anda sekalian?

Dari awal membaca pasti memiliki pikiran yang sama seperti biksu kecil itu?

•”̮•ћë..ћë..ћë•”̮•…

"PLAK"

Pencerahankah?

•”̮•ћë..ћë..ћë•”̮• amitofo...

Sering kita marah tanpa alasan, emosi jiwa, padahal duduk persoalannya disebabkan oleh karena kita sok tahu, sok yakin bener, dan tidak mau tahu.

Akhirnya menyalahkan kondisi yang ada.

Padahal yang perlu di benerin dan di servis pikiran kita.

Kalo mentok menghadapi satu masalah, buka mata buka hati cari solusi lain…

Tapi memang kadang² harus "PLAK" baru pencerahan…


Sumber : setitikembuninspirasi