Pernahkah anda digigit seekor nyamuk dan menepuknya hingga mati. Pasti pernah bukan. Sekarang saya tanya “apa jenis kelamin nyamuk tersebut?”.
“Dasar gila..!!, mana gue tau..”.
Ha..ha.. Ya harus tau donk.
Jika
saat ini ada seekor nyamuk nakal yang menggigit, lalu secara refleks
saya menepuknya. Saya bisa pastikan 100 % yakin bahwa nyamuk tersebut
adalah betina. Bahkan kalau ada
dua ekor nyamuk menggigit dan saya menepuknya, saya juga bisa pastikan
100 % yakin bahwa dua-duanya adalah betina. Lho koq bisa?
Ya bisa. Secara.. saya cute gitu loh (hueks). Maka bisa dipastikan nyamuk yang mendekati dan menggigit saya PASTI betina. Halah.. ndobos lan mrongos.
He..he..
Tentang cute-nya memang saya ndobos. Tapi tentang jenis kelamin nyamuknya, itu betul betina. Ini ilmiah.
Tentang cute-nya memang saya ndobos. Tapi tentang jenis kelamin nyamuknya, itu betul betina. Ini ilmiah.
Tahukah
anda, ternyata hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah.
Mereka membutuhkan protein darah guna perkembangan benih nyamuk. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur. Kerena makanan
nyamuk madu dan sari buah, yang tidak mengandungi protein, maka nyamuk
betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan,
kecuali nyamuk betina dari genus Toxorhynchites. Ia tidak pernah
menghisap darah, larva nyamuk besar ini memenuhi kebutuhan proteinnya
dengan cara memangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
Nyamuk
jantan tidak menghisap darah. Dia tidak mempunyai alat penghisap yang
runcing untuk menembus kulit dan menghisap darah seperti halnya nyamuk
betina. Bentuk mulut nyamuk jantan panjang dan berbulu.
Kalau
begitu nyamuk jantan makan apa dunk untuk bertahan hidup. Makanan
nyamuk jantan adalah sari bunga, buah, atau cairan lain yang mengandung
gula dan nutrisi.
Dari
fakta ini dapat diketahui bahwa selama ini yang berperan dalam
menularkan penyakit, seperti malaria dan DBD, adalah nyamuk betina.
(dari berbagai sumber)
hehehe....
BalasHapus